TAHANAN
Karya: W.S. Rendra
Atas ranjang batu/
Tubuhnya panjang/
Bukit barisan/tanpa bulan/
Dengan mata/sepikan terali//
Di lorong-lorong/
Jantung matanya/
Para pemuda/bertangan merah/
Serdadu-serdadu Belanda/rebah//
Di mulutnya menetes/
Lewat mimpi/
Darah di cawan tembikar/
Dijelmakan/satu senyum/
Barat di perut gunung/
Para pemuda/bertangan merah/
Adik lelaki/neruskan dendam//
Dini hari bernyanyi/
Di luar dirinya/
Anak lonceng/
Menggeliat enam kali/
Di perut ibunya/
Mendadak/dipejamkan matanya//
Sipir memutar kunci selnya/dan berkata/
-He, pemberontak/
Hari yang berikut/bukan milikmu!//
Diseret di muka peleton algojo/
Ia meludah/tapi tak dikatakannya/
-Semalam/kucicip sudah/
Betapa lezatnya/madu darah//
Dan tak pernah didengarnya/
Enam pucuk senapan/
Meletus bersama//
Pesan Pengarang: Beliau menyampaikan tentang cerita siksaan para terpidana mati di zaman Belanda dulu dan ingin mengutarakan betapa pedihnya siksaan tersebut. Orang yang dimaksud hanya menunggu waktu untuk dihukum mati.
Jumat, 14 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
aduh belom selesai, ntar dilanjutin
Posting Komentar